Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir melaju ke babak Final turnamen badminton Denmark Open Superseries 2013. Pasangan yang lebih akrab disapa dengan Owi / butet ini berhasil menumbangkan unggulan kedua pasangan asal China, Chen Xu / Ma Jin pada Sabtu (19/10) sore waktu setempat. Owi/butet yang diunggulkan di tempat ketiga cukup membutuhkan waktu 35 menit untuk menyudahi perlawanan pemain China dalam dua set langsung, 21-11, 21-18.
Di gim pertama, pasangan China tampak belum menunjukkan taringnya. Poin demi poin mudah diraih oleh Owi/butet hingga pada akhirnya mereka menutup gim pertama 21-11. Kemudian, di gim kedua Owi/butet mendapatkan perlawanan berarti dari pasangan China. Mereka sempat unggul gim kedua, 11-8. Namun, pasangan China mampu menyamakan poin 11-11. Lalu dengan pukulan smash yang bertubi-tubi, Owi/butet meraih match point di kedudukan 20-14. Tentu saja, pasangan China tidak mudah menyerah. Mereka sempat mengejar poin demi poin, hingga 20-18, tapi akhirnya Owi/butet memenangkan pertandingan 21-18.
Satu wakil Indonesia lainnya yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga menyusul jejak Owi/butet setelah mengalahkan unggulan ketiga asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dengan poin-poin cukup ketat, 27-25, 23-21.
Blauw Sparrow
Minggu, 20 Oktober 2013
Sabtu, 19 Oktober 2013
Badminton Denmark Open 2013
Indonesia menyisakan dua wakilnya di nomor Ganda Putera dan Ganda Campuran dalam turnamen Denmark Open tahun ini.
Turnamen yang sudah dimulai dari hari Selasa (15/10) ini diikuti banyak pemain papan atas dunia, antara lain; Li Xuerui, Lee Chong Wei, Chen Xu/Ma Jin, Wang Xiaoli/Yu Yang, dan ganda putera tuan rumah Boe/Mogensen. Sementara itu, Indonesia sebenarnya mengirim cukup banyak wakilnya. Ada Lindaweny Fanetri, Tommy Sugiarto, Praveen Jordan/Vita Marissa, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom, Rian/Agung,
Markis Kido/Pia Zebadiah, Rizki/Pia Zebadiah, Greysia Polii/Nitya, Tontowi/Liliyana, dan Hendra/Ahsan.
Markis Kido/Pia Zebadiah, Rizki/Pia Zebadiah, Greysia Polii/Nitya, Tontowi/Liliyana, dan Hendra/Ahsan.
Cukup disayangkan bahwa dari sekian banyak nama di atas, hanya pasangan Tontowi/Liliyana dan Hendra/Setiawan yang masih bertahan hingga babak Semifinal. Babak semifinal akan dimainkan pada pukul 12.00 waktu setempat. Tontowi/Liliyana akan berhadapan musuh bebuyutannya, unggulan kedua asal China, Chen Xu/Ma Jin. Sementara itu, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan [1] akan ditantang pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa yang merupakan unggulan ketiga dalam turnamen ini.
Semoga mereka, baik Ahsan/Hendra maupun Tontowi/Liliyana dapat terus melaju meraih kemenangan selanjutnya.
-alv
Kamis, 17 Oktober 2013
Endonesah..
Chirp..chirp..
Dua hari yang lalu, ketika hendak naik kereta, terjadi sebuah momen singkat yang sungguh memalukan. Di hari yang cerah itu, saya sedang berada di stasiun kereta Manggarai, menunggu kereta api listrik (KRL) commuter line tujuan Depok. Setelah tidak begitu lama menunggu, terdengar info pemberitahuan dari pengeras suara bahwa KRL yang hendak saya tumpangi akan segera tiba. Lekaslah saya beranjak dari tempat duduk untuk berdiri menyambut kereta di peron yang telah tersedia.
Saat itu, sekitar pukul 10 pagi, stasiun masih terlihat ramai penumpang di peron kereta arah Depok. Tidak lama kemudian, datanglah kereta ex-Jepang yang didominasi warna merah itu. Ada dua-tiga orang, terlihat berpakaian rapi, berpendidikan, orang Endonesah tentunya, yang juga berdiri menunggu di dekat saya. Ketika pintu kereta terbuka, Orang-orang yang dekat saya itu langsung 'menyerbu' masuk kereta, tanpa memersilakan dahulu penumpang yang akan turun. Dari dalam kereta tampak ada dua expatriat yang hendak turun, melihat perilaku yang tak bernorma itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. Saya pribadi sebagai orang Indonesia merasa malu melihat kejadian tersebut.
Ada ungkapan yang menyatakan, "segala hal di dunia ini terjadi menurut waktunya masing-masing.". Ada waktu untuk tidur, ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk bersenda gurau, termasuk pula ada waktu naik kereta, dan ada pula waktu memersilakan dahulu orang yang hendak turun dari kereta. Kita bangsa yang besar. Sudah sering kita menyerukan: Ayo Indonesia bangkit dan maju!
Seruan tersebut tidak akan menjadi sebuah omong kosong belaka, bila kita tidak menjadi orang Endonesah, tapi jadi orang Indonesia yang tahu dan mengikuti aturan dan norma yang ada di sekitar kita.
-alv
Dua hari yang lalu, ketika hendak naik kereta, terjadi sebuah momen singkat yang sungguh memalukan. Di hari yang cerah itu, saya sedang berada di stasiun kereta Manggarai, menunggu kereta api listrik (KRL) commuter line tujuan Depok. Setelah tidak begitu lama menunggu, terdengar info pemberitahuan dari pengeras suara bahwa KRL yang hendak saya tumpangi akan segera tiba. Lekaslah saya beranjak dari tempat duduk untuk berdiri menyambut kereta di peron yang telah tersedia.
Saat itu, sekitar pukul 10 pagi, stasiun masih terlihat ramai penumpang di peron kereta arah Depok. Tidak lama kemudian, datanglah kereta ex-Jepang yang didominasi warna merah itu. Ada dua-tiga orang, terlihat berpakaian rapi, berpendidikan, orang Endonesah tentunya, yang juga berdiri menunggu di dekat saya. Ketika pintu kereta terbuka, Orang-orang yang dekat saya itu langsung 'menyerbu' masuk kereta, tanpa memersilakan dahulu penumpang yang akan turun. Dari dalam kereta tampak ada dua expatriat yang hendak turun, melihat perilaku yang tak bernorma itu sambil menggeleng-gelengkan kepala. Saya pribadi sebagai orang Indonesia merasa malu melihat kejadian tersebut.
Ada ungkapan yang menyatakan, "segala hal di dunia ini terjadi menurut waktunya masing-masing.". Ada waktu untuk tidur, ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk bersenda gurau, termasuk pula ada waktu naik kereta, dan ada pula waktu memersilakan dahulu orang yang hendak turun dari kereta. Kita bangsa yang besar. Sudah sering kita menyerukan: Ayo Indonesia bangkit dan maju!
Seruan tersebut tidak akan menjadi sebuah omong kosong belaka, bila kita tidak menjadi orang Endonesah, tapi jadi orang Indonesia yang tahu dan mengikuti aturan dan norma yang ada di sekitar kita.
-alv
Jumat, 04 Oktober 2013
Kenangan Random Trip
Chirp..chirp. .
Kala suasana hati dan pikiran tengah menggalaukan masa depan, tetiba terlintas kembali memori random trip bersama empat kawan terbaik beberapa bulan yang lalu.
Kami menyebutnya random trip, karena perjalanan kami tersebut tergolong kurang dipersiapkan matang-matang, relatif instan. Sebenarnya waktu itu, destinasi utama liburan kami ialah Karimun Jawa. Kemudian kami terpaksa membatalkan liburan ke Karimun Jawa, oleh karena cuaca buruk yang melanda laut jawa di pertengahan Januari lalu. Alih-alih sudah membuat jadwal dan meluangkan waktu untuk berliburan di pertengahan Januari, akhirnya kami lekas berdiskusi dan menentukan destinasi alternatif untuk liburan kami, yaitu Yogyakarta dan Solo, dari tanggal 14 - 18 Januari 2013.
Kami berlima tiba di terminal bus Jombor, Yogyakarta, Senin (14/1) pukul 05.00 pagi. Lalu kami berjalan kaki menuju shelter bus TransJogja yang terletak tidak jauh dari terminal. Ternyata, shelter bus TransJogja masih tutup! mereka beroperasi mulai pukul 05.50 pagi. Tidak lama kemudian, bus pertama datang, kami langsung menaikinya. Agenda pertama kami tentu saja mencari tempat penginapan yang sudah sangat dikenal oleh para backpacker Indonesia, yaitu penginapan di wilayah Jalan Sosrowijayan.
Setelah mendapatkan tempat penginapan yang cocok, istirahat sejenak, bersih-bersih diri, kami langsung mencari sarapan pagi di Angkringan Jalan Malioboro.
Hari pertama dan kedua kami habiskan di Yogyakarta. Kami mengunjungi benteng vredeburg, tamansari, belanja di toko Mirota, pasar Beringhardjo, dan yang paling berkesan ialah mengunjungi alun-alun selatan yang terdapat pohon beringin kembar yang sangat terkenal di Yogyakarta. Kami pergi kesana waktu malam
hari. Kami mencoba berjalan melewati di antara kedua pohon itu dengan mata tertutup. Sebelumnya, kami harus merogoh kocek tiga ribu rupiah saja untuk menyewa kain penutup mata dari mas-mas dekat area wisata itu. Ada mitos yang mengatakan bahwa "mimpi dan harapanmu akan kelak terwujud bila kamu berhasil jalan lurus melewati di antara pohon beringin itu dalam sekali mencoba." Hampir setiap kami berhasil melakukannya setelah tiga kali mencoba, tapi ada satu teman kami yang berhasil melakukannya dalam sekali mencoba! semoga harapannya benar-benar terwujud. :)
Selain itu, di sana kami juga mencoba jalan-jalan mengitari alun-alun dengan kereta berkayuh yang kalau di Jakarta akrab disebut Odong-odong. Odong-odong di Yogyakarta lebih menarik dan tentu saja berbeda dengan yang di Jakarta. Odong-odong di alun-alun selatan dilengkapi lampu warna-warni yang dirangkai sedemikian rupa membentuk gambar binatang, karakter kartun, dsb. Di samping itu, adapula yang dilengkapi kotak musik yang melantunkan lagu-lagu masa kini. Untuk menikmati odong-odong itu kami harus menyewanya seharga dua puluh lima ribu per satu kali keliling alun-alun, tapi kami berhasil menawarnya
dan mendapatkan harga yeng lebih miring, yaitu tigapuluh ribu per dua kali putaran!! Seusai asyik menghabiskan waktu di alun-alun selatan kami pulang ke penginapan.
Keesokan harinya, Pagi-pagi kami dijemput oleh seorang supir dekat stasiun tugu, kami melanjutkan random trip kami ke pantai-pantai kecil di selatan Yogyakarta. Ada Pantai Krakal, Pantai Baron, dan
Pantai Kukup. Sayang sekali, saat itu cuaca di atas laut selatan kurang bersahabat, sehingga kami tidak bisa maksimal bercengkerama dengan pantai beserta lautnya. Kami hanya berjalan-jalan kecil di tepi pantai, foto-foto, menikmati pemandangan dan angin pantai di batu-batu karang besar tepi pantai. Kunjungan ke pantai tersebut diakhiri dengan makan siang hasil laut di salah satu rumah makan dekat pantai sambil ditemani awan kelabu dan rintik-rintik hujan.
Sepulang dari pantai, perjalanan kami terus berlanjut, yaitu pergi ke kampung halaman dari salah satu personil kami, yaitu ke Solo! Petang hari kami tiba di Solo. Kami sangat bersyukur mendapatkan tempat penginapan gratis, yaitu rumah pribadi orangtua salah satu kawan kami. Keesokan harinya, kami memulai agenda random trip di Solo dengan mengunjungi sebuah taman wisata air terjun. Di sana kami harus menelusuri jalan setapak berbentuk tangga untuk mencapai tempat air terjun itu
berada. Kalian tahu ada berapa anak tangga yang telah kami lewati?? Yep, kami berhasil melewati total 1250 anak tangga!!
Rasa pegal dan lelah terbayar lunas oleh pemandangan dan suasana air terjun yang sungguh memuaskan. Udara dingin melingkupi kawan air terjun tersebut. Selain air terjun, kami menikmati kolam renang yang masih satu wilayah dengan air terjun. Di sana kami bagaikan berrenang di dalam air kulkas, dingin sekali.
Setelah kunjungan ke tempat wisata air terjun, kami pulang ke rumah kawan kami. Istirahat. Keesokan harinya, agenda kami hanya berburu buah tangan untuk sanak keluarga di rumah. Kemudian, sore harinya kami bertolak dari terminal bus Tirtonadi, Solo untuk kembali ke Jakarta.
Liburan kami memang random, tapi Tuhan Maha-asik, dengan ke-random-an itu, IA membentuk tali persahabatan dan sebuah memori berkesan dalam jalan kehidupan kami masing-masing.
Kala suasana hati dan pikiran tengah menggalaukan masa depan, tetiba terlintas kembali memori random trip bersama empat kawan terbaik beberapa bulan yang lalu.
Kami menyebutnya random trip, karena perjalanan kami tersebut tergolong kurang dipersiapkan matang-matang, relatif instan. Sebenarnya waktu itu, destinasi utama liburan kami ialah Karimun Jawa. Kemudian kami terpaksa membatalkan liburan ke Karimun Jawa, oleh karena cuaca buruk yang melanda laut jawa di pertengahan Januari lalu. Alih-alih sudah membuat jadwal dan meluangkan waktu untuk berliburan di pertengahan Januari, akhirnya kami lekas berdiskusi dan menentukan destinasi alternatif untuk liburan kami, yaitu Yogyakarta dan Solo, dari tanggal 14 - 18 Januari 2013.
Kami berlima tiba di terminal bus Jombor, Yogyakarta, Senin (14/1) pukul 05.00 pagi. Lalu kami berjalan kaki menuju shelter bus TransJogja yang terletak tidak jauh dari terminal. Ternyata, shelter bus TransJogja masih tutup! mereka beroperasi mulai pukul 05.50 pagi. Tidak lama kemudian, bus pertama datang, kami langsung menaikinya. Agenda pertama kami tentu saja mencari tempat penginapan yang sudah sangat dikenal oleh para backpacker Indonesia, yaitu penginapan di wilayah Jalan Sosrowijayan.
Setelah mendapatkan tempat penginapan yang cocok, istirahat sejenak, bersih-bersih diri, kami langsung mencari sarapan pagi di Angkringan Jalan Malioboro.
Hari pertama dan kedua kami habiskan di Yogyakarta. Kami mengunjungi benteng vredeburg, tamansari, belanja di toko Mirota, pasar Beringhardjo, dan yang paling berkesan ialah mengunjungi alun-alun selatan yang terdapat pohon beringin kembar yang sangat terkenal di Yogyakarta. Kami pergi kesana waktu malam
hari. Kami mencoba berjalan melewati di antara kedua pohon itu dengan mata tertutup. Sebelumnya, kami harus merogoh kocek tiga ribu rupiah saja untuk menyewa kain penutup mata dari mas-mas dekat area wisata itu. Ada mitos yang mengatakan bahwa "mimpi dan harapanmu akan kelak terwujud bila kamu berhasil jalan lurus melewati di antara pohon beringin itu dalam sekali mencoba." Hampir setiap kami berhasil melakukannya setelah tiga kali mencoba, tapi ada satu teman kami yang berhasil melakukannya dalam sekali mencoba! semoga harapannya benar-benar terwujud. :)
Selain itu, di sana kami juga mencoba jalan-jalan mengitari alun-alun dengan kereta berkayuh yang kalau di Jakarta akrab disebut Odong-odong. Odong-odong di Yogyakarta lebih menarik dan tentu saja berbeda dengan yang di Jakarta. Odong-odong di alun-alun selatan dilengkapi lampu warna-warni yang dirangkai sedemikian rupa membentuk gambar binatang, karakter kartun, dsb. Di samping itu, adapula yang dilengkapi kotak musik yang melantunkan lagu-lagu masa kini. Untuk menikmati odong-odong itu kami harus menyewanya seharga dua puluh lima ribu per satu kali keliling alun-alun, tapi kami berhasil menawarnya
dan mendapatkan harga yeng lebih miring, yaitu tigapuluh ribu per dua kali putaran!! Seusai asyik menghabiskan waktu di alun-alun selatan kami pulang ke penginapan.
Keesokan harinya, Pagi-pagi kami dijemput oleh seorang supir dekat stasiun tugu, kami melanjutkan random trip kami ke pantai-pantai kecil di selatan Yogyakarta. Ada Pantai Krakal, Pantai Baron, dan
Pantai Kukup. Sayang sekali, saat itu cuaca di atas laut selatan kurang bersahabat, sehingga kami tidak bisa maksimal bercengkerama dengan pantai beserta lautnya. Kami hanya berjalan-jalan kecil di tepi pantai, foto-foto, menikmati pemandangan dan angin pantai di batu-batu karang besar tepi pantai. Kunjungan ke pantai tersebut diakhiri dengan makan siang hasil laut di salah satu rumah makan dekat pantai sambil ditemani awan kelabu dan rintik-rintik hujan.
Sepulang dari pantai, perjalanan kami terus berlanjut, yaitu pergi ke kampung halaman dari salah satu personil kami, yaitu ke Solo! Petang hari kami tiba di Solo. Kami sangat bersyukur mendapatkan tempat penginapan gratis, yaitu rumah pribadi orangtua salah satu kawan kami. Keesokan harinya, kami memulai agenda random trip di Solo dengan mengunjungi sebuah taman wisata air terjun. Di sana kami harus menelusuri jalan setapak berbentuk tangga untuk mencapai tempat air terjun itu
berada. Kalian tahu ada berapa anak tangga yang telah kami lewati?? Yep, kami berhasil melewati total 1250 anak tangga!!
Rasa pegal dan lelah terbayar lunas oleh pemandangan dan suasana air terjun yang sungguh memuaskan. Udara dingin melingkupi kawan air terjun tersebut. Selain air terjun, kami menikmati kolam renang yang masih satu wilayah dengan air terjun. Di sana kami bagaikan berrenang di dalam air kulkas, dingin sekali.
Setelah kunjungan ke tempat wisata air terjun, kami pulang ke rumah kawan kami. Istirahat. Keesokan harinya, agenda kami hanya berburu buah tangan untuk sanak keluarga di rumah. Kemudian, sore harinya kami bertolak dari terminal bus Tirtonadi, Solo untuk kembali ke Jakarta.
Liburan kami memang random, tapi Tuhan Maha-asik, dengan ke-random-an itu, IA membentuk tali persahabatan dan sebuah memori berkesan dalam jalan kehidupan kami masing-masing.
Rabu, 02 Oktober 2013
Hari Batik Nasional
Chirp..chirp..
Hey kawan, tahu nggak kalian hari ini hari apa ya?!
"Hari Rabu !" tepat sekali. Namun, bukan sekedar hari Rabu biasa loh. Yep, hari ini merupakan Hari Batik Nasional. Empat tahun lalu, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik resmi dinyatakan oleh UNESCO sebagai warisan budaya nonbenda milik Indonesia.
Kita patut bersyukur dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, seperti Batik yang sudah diakui dunia. Bangga saja tidak cukup, kita harus berperan aktif dalam melestarikannya.
Caranya? Gampang. Pakai baju batik! Nggak hanya itu, zaman sekarang batik sudah dikembangkan dalam berbagai produk dan kerajinan tangan, seperti tas batik, sendal batik, softcase smartphone, dan masih banyak lagi benda-benda yang bercorak batik.
Kalian tahu lah ya, batik kita coraknya bermacam-macam, misalnya ada corak Kawung, Parang, dan Sido Mukti. Nah, corak yang beragam itu katanya memiliki filosofi-nya masih-masing!
Kawung, corak bunga teratai yang merekah, melambangkan umur panjang dan kesucian.
Parang, bercorak mata parang yang mewakili kekuatan dan kekuasaan. By the way, ini corak favorit gue. :)
Sido Mukti, melambangkan kebahagiaan. Corak ini seringkali dipakai oleh para pengantin tradisional, sehingga diharapkan mereka akan mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangganya kelak.
Jadi, selain menambah keindahan penampilan, batik yang kita pakai bisa mencerminkan nilai pribadi kita dalam rangka melestarikan budaya Batik Indonesia.
Selamat Hari Batik Nasional. :)
-van Meijer
(cr gambar: batikcrb)
Hey kawan, tahu nggak kalian hari ini hari apa ya?!
"Hari Rabu !" tepat sekali. Namun, bukan sekedar hari Rabu biasa loh. Yep, hari ini merupakan Hari Batik Nasional. Empat tahun lalu, tepatnya pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik resmi dinyatakan oleh UNESCO sebagai warisan budaya nonbenda milik Indonesia.
Kita patut bersyukur dan bangga menjadi bangsa Indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, seperti Batik yang sudah diakui dunia. Bangga saja tidak cukup, kita harus berperan aktif dalam melestarikannya.
Caranya? Gampang. Pakai baju batik! Nggak hanya itu, zaman sekarang batik sudah dikembangkan dalam berbagai produk dan kerajinan tangan, seperti tas batik, sendal batik, softcase smartphone, dan masih banyak lagi benda-benda yang bercorak batik.
Kalian tahu lah ya, batik kita coraknya bermacam-macam, misalnya ada corak Kawung, Parang, dan Sido Mukti. Nah, corak yang beragam itu katanya memiliki filosofi-nya masih-masing!
Kawung, corak bunga teratai yang merekah, melambangkan umur panjang dan kesucian.
Parang, bercorak mata parang yang mewakili kekuatan dan kekuasaan. By the way, ini corak favorit gue. :)
Sido Mukti, melambangkan kebahagiaan. Corak ini seringkali dipakai oleh para pengantin tradisional, sehingga diharapkan mereka akan mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangganya kelak.
Jadi, selain menambah keindahan penampilan, batik yang kita pakai bisa mencerminkan nilai pribadi kita dalam rangka melestarikan budaya Batik Indonesia.
Selamat Hari Batik Nasional. :)
-van Meijer
(cr gambar: batikcrb)
Senin, 24 Juni 2013
Pretty Fooled
Magic is an art that show up the amazing things. You are amazed by rabbit come out of a hat or a box, men who can move magicaly from one place to another, mind reading, and many more. Everyone loves it. But you do not know that you are just fooled.
The film Now You See Me tells about four amazing illusionists, Jesse Eisenberg as Daniel Atlas, Woody Harrelson as Meerit McKinney, Dave Franco as Jack Wilder, and the prettiest Isla Fischer as Henley Reeves. They are united by a misterious tarot card invitation in a appartment. One year later they are being a famous illusionist group that called The Horsemen with their attraction rob a bank. Surely it makes Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), an agent FBI, responsive to arrest them. There is also Morgan Freeman as Thaddeus Bradley, an ex-magician who turned to be anti magician. He wanna reveal the magic tricks of The Horsemen.
Film that directed by Louise Leterrier, managed to entertain with all the trimmings. Bind with many secrets that the answer is able to outwit. Although there may be a plot hole, it seems the audience will easily forgive Performance 115 minute long film. Out of the cinema, we will be discussing more about what actions are newly presented by The Horsemen. And it means they managed to do his duty as a good movie.
Now You See Me obviously is not a perfect film: from the text of a story that has a lot of plot holes in part, a row of dialogue and conflict tend to stereotype characters who obviously never be used as a main part in the storytelling. However, for each of these weaknesses, Leterrier able to cover it by presenting his story through storytelling groove quickly and binding as well as a row of the cast is so appealing.
Overall, Now You See Me is so fun to be enjoyed. Do not to be pretty fooled.
The film Now You See Me tells about four amazing illusionists, Jesse Eisenberg as Daniel Atlas, Woody Harrelson as Meerit McKinney, Dave Franco as Jack Wilder, and the prettiest Isla Fischer as Henley Reeves. They are united by a misterious tarot card invitation in a appartment. One year later they are being a famous illusionist group that called The Horsemen with their attraction rob a bank. Surely it makes Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), an agent FBI, responsive to arrest them. There is also Morgan Freeman as Thaddeus Bradley, an ex-magician who turned to be anti magician. He wanna reveal the magic tricks of The Horsemen.
Film that directed by Louise Leterrier, managed to entertain with all the trimmings. Bind with many secrets that the answer is able to outwit. Although there may be a plot hole, it seems the audience will easily forgive Performance 115 minute long film. Out of the cinema, we will be discussing more about what actions are newly presented by The Horsemen. And it means they managed to do his duty as a good movie.
Now You See Me obviously is not a perfect film: from the text of a story that has a lot of plot holes in part, a row of dialogue and conflict tend to stereotype characters who obviously never be used as a main part in the storytelling. However, for each of these weaknesses, Leterrier able to cover it by presenting his story through storytelling groove quickly and binding as well as a row of the cast is so appealing.
Overall, Now You See Me is so fun to be enjoyed. Do not to be pretty fooled.
Sabtu, 22 Juni 2013
Beringin
Chirp..chirp..
Mentari pagi membangunku paksa, pancarannya begitu berbeda.
Angin menyapaku berlomba, "hei, hari ini spesial".
Apanya yang spesial?!
Hanya air dan biji-bijian segar, spesial di benakku bertahta.
Setelah bulu-buluku rapih tertata, ku tatap sekitar, ya
aku rasa ada sesuatu spesial.
Perlu kau ketahui, aku tinggal di sebuah rumah, renta
kokoh carangnya, diberi ku kehangatan dedaunnya.
Beringin, kau tidak mistis, kau mencinta, ku beringin.
-blauw sparrow
Mentari pagi membangunku paksa, pancarannya begitu berbeda.
Angin menyapaku berlomba, "hei, hari ini spesial".
Apanya yang spesial?!
Hanya air dan biji-bijian segar, spesial di benakku bertahta.
Setelah bulu-buluku rapih tertata, ku tatap sekitar, ya
aku rasa ada sesuatu spesial.
Perlu kau ketahui, aku tinggal di sebuah rumah, renta
kokoh carangnya, diberi ku kehangatan dedaunnya.
Beringin, kau tidak mistis, kau mencinta, ku beringin.
-blauw sparrow
Langganan:
Postingan (Atom)